Seberapa Besar Pengaruh Inflasi Terhadap Harga Saham dan Investasi?
Sep 04, 2023 by admin
Harga saham menjadi salah satu komponen yang juga ikut terkena dampak dari inflasi. Para investor pun disarankan untuk lebih jeli mempelajari pengaruh inflasi terhadap harga saham dan bagaimana cara menyikapinya.
\n\n\n\nInflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu karena ketidakseimbangan antara ketersediaan barang dan permintaan pasar. Kenaikan harga barang ini terjadi meluas dan dapat mengakibatkan kenaikan harga pada komoditi lainnya.
\n\n\n\nKetika terjadi inflasi ringan atau di bawah 10 persen per tahun, umumnya belum terlalu mengganggu perekonomian secara nasional dan ini masih bisa dikendalikan. Biasanya pemerintah yang akan mengeluarkan kebijakan moneter atau kebijakan tertentu untuk mengendalikan inflasi.
\n\n\n\nSedangkan inflasi sedang atau 10-30 persen per tahun sudah mulai berpotensi menurunkan kesejahteraan masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan tetap. Namun, inflasi ini belum membahayakan.
\n\n\n\nApabila tingkat inflasi terjadi antara 30-100 persen sudah termasuk kategori inflasi berat. Kondisi ini yang dapat mengacaukan ekonomi sebab nilai mata uang yang turun dan masyarakat cenderung enggan untuk menabung. Masyarakat akan lebih senang untuk menyimpan barang.
\n\n\n\nInflasi yang sulit dikendalikan adalah kategori inflasi sangat berat atau hiperinflasi. Tingkat inflasi yang terjadi di atas 100 persen per tahun dapat mengacaukan kegiatan ekonomi negara. Inflasi bisa berdampak buruk pada beberapa hal berikut.
\n\n\n\nBiasanya inflasi yang terjadi pada suatu negara akan sangat berdampak pada masyarakat berpenghasilan rendah dan tetap, kreditur, serta pembeli hingga importir.
\n\n\n\nMeskipun merugikan, ada beberapa pihak yang diuntungkan seperti para debitur atau pihak yang memiliki utang, eksportir atau penjual, dan masyarakat yang berpenghasilan tinggi.
\n\n\n\nPada tingkat inflasi normal, sebenarnya saham dapat mengalahkan inflasi. Mengapa demikian? Ketika terjadi inflasi yang masih ringan, perusahaan dapat menaikkan harga barang atau jasa untuk menyesuaikan biaya produksi yang naik akibat inflasi.
\n\n\n\nHarga barang yang naik ini dapat mendongkrak laba perusahaan. Lebih lanjut, kinerja perusahaan dapat dilaporkan baik sehingga harga saham bisa ikut naik.
\n\n\n\nBerbeda halnya jika tingkat inflasi terlampau terlalu tinggi dan sulit dikendalikan. Kondisi tersebut dapat menurunkan nilai mata uang karena harga barang yang naik drastis. Dampaknya pada masyarakat yang cenderung memilih membeli barang ketimbang menginvestasikan uangnya pada saham atau instrumen investasi lainnya.
\n\n\n\nInflasi dapat mengakibatkan turunnya kepercayaan konsumen terhadap kondisi pasar modal. Para investor yang khawatir dengan kondisi pasar modal biasanya memilih untuk menarik dananya. Selanjutnya, pengaruh inflasi terhadap harga saham yang ikut menurun.
\n\n\n\nSelain itu, inflasi juga dapat berdampak pada tingkat pengembalian saham perusahaan berupa dividen. Laba perusahaan yang turun akibat inflasi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perusahaan tidak mampu membagikan dividen guna menjaga kondisi perusahaan yang dihantam inflasi.
\n\n\n\nMeskipun tingkat inflasi yang tinggi sangat menekan harga saham, tetapi tidak semua perusahaan memiliki kinerja buruk saat terjadi inflasi. Oleh sebab itu, investor harus cermat dalam membuat kebijakan investasi dalam periode inflasi ini. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai strategi investasi saham di tengah inflasi agar tidak merugi.
\n\n\n\nDalam berinvestasi saham sangat penting untuk selalu tenang dalam menyikapi kondisi pasar. Ketika terjadi inflasi dan pasar sedang turun, Smart People jangan cepat panik. Usahakan untuk tetap tenang karena akan ada momen saat harga saham naik dan turun lebih dalam dari biasanya.
\n\n\n\nBagi para investor saham harus lebih bijak dalam menyikapi periode inflasi. Atur ulang portofolio investasi Smart People sesuai kondisi dan profil risiko. Misalnya untuk investor konservatif dapat mengatur alokasi investasi dengan 10 persen di pasar modal (saham), 20 persen di obligasi, dan 70 persen di pasar uang.
\n\n\n\nTidak semua kelompok saham turun selama masa inflasi tinggi. Ada beberapa sektor yang justru menunjukkan kinerja baik ketika terjadi inflasi. Investor yang harus lebih jeli dan cermat dalam mengambil keputusan.
\n\n\n\nSaat terjadi inflasi dan pasar sedang naik turun, ada peluang bagi Smart People untuk membeli saham-saham berkualitas dengan harga “diskon”. Seperti saham-saham blue chip yang ikut terkoreksi karena dampak inflasi.
\n\n\n\nMeski harga saham blue chip tetap lebih mahal, tetapi memiliki fundamental perusahaan yang baik. Smart People bisa memanfaatkan penurunan harga saham blue chip untuk menambah portofolio. Namun, ingat untuk tetap memiliki dana dingin ketika hendak membeli saham.
\n\n\n\nTertarik untuk beli saham blue chip atau saham dari indeks LQ45? Download aplikasi RHB Tradesmart ID di Play Store dan App Store sekarang juga. Semua orang bisa mulai menabung saham hanya melalui gadget atau smartphone.
\n\n\n\nItulah pembahasan mengenai pengaruh inflasi terhadap harga saham dan investasi. Inflasi yang tidak terlalu besar mungkin dapat menguntungkan bagi beberapa sektor. Namun, harga saham juga dapat anjlok jika inflasi yang naiknya signifikan dan tidak terkontrol.
\n\n\n\nReferensi:
\n\n\n\nCNN Indonesia. 2023. “Pengertian Inflasi: Jenis, Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya”. Cnnindonesia.com
\n\n\n\nIrfan Bayu. 2022. “Strategi Investasi Saham di Tengah Agresifnya Kenaikan Suku Bunga The Fed”. Media Keuangan Kemenkeu
Artikel Terbaru
Share On:
RHB Smart Talk
Tonton pembahasan menarik mulai dari ide trading, analisa fundamental, dan analisa teknikal untuk emiten saham pilihan
Setiap hari Senin-Jumat jam 8.45 pagi bersama tim riset RHB Sekuritas
Raih #MomentSmart bersama RHB Sekuritas
Trading saham lebih smart dengan mudah dan cepat bersama fitur ARO
Download